CARA BUDIDAYA TANAMAN SALAK

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0kBEJ4hK0QtS4QKUfv6c5wkXz9vuNL08qR9f3O3cvUQsADcujLFOAnG4PtCPaXoZaBTOcsWNEA8J9OMirsz_UIkXeNVgz2xKTvckg-3jVAZWL5O2o16a-ZP7X89QX-hx3XNAxssKagm7Z/s1600/buah+Salak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0kBEJ4hK0QtS4QKUfv6c5wkXz9vuNL08qR9f3O3cvUQsADcujLFOAnG4PtCPaXoZaBTOcsWNEA8J9OMirsz_UIkXeNVgz2xKTvckg-3jVAZWL5O2o16a-ZP7X89QX-hx3XNAxssKagm7Z/s400/buah+Salak.jpg" width="336" /></a></div> <br /> <div style="text-align: left;"> 1. SEJARAH SINGKAT.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 2. JENIS TANAMAN.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum / kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman), monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lama-kelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya yang kecil). Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 3. MANFAAT TANAMAN.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar yang diperdagangkan biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas (petilan). Buah salak yang dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat manisan.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 4. SENTRA PENANAMAN.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan Barat.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 5. SYARAT PERTUMBUHAN.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 5.1. Iklim.</div> <div style="text-align: left;"> Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun.</div> <div style="text-align: left;"> Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi.</div> <div style="text-align: left;"> Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.</div> <div style="text-align: left;"> Suhu yang paling baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 5.2. Tanah.</div> <div style="text-align: left;"> Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.</div> <div style="text-align: left;"> Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 5.3. Ketinggian Tempat.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 6. PEDOMAN BUDIDAYA.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 6.1. Pembibitan.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif).</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:</div> <div style="text-align: left;"> 1. dapat dikerjakan dengan mudah dan murah.</div> <div style="text-align: left;"> 2. diperoleh bibit yang banyak.</div> <div style="text-align: left;"> 3. tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama.</div> <div style="text-align: left;"> 4. untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah.</div> <div style="text-align: left;"> 5. tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan kekeringan</div> <div style="text-align: left;"> 6. memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Kekurangan perbanyakan secara generatif:</div> <div style="text-align: left;"> <ul> <li>kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang</li> <li>agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.</li> </ul> </div> <div style="text-align: left;"> Persyaratan Bibit : Untuk mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yang akan dijadikan benih. </div> <div style="text-align: left;"> Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :</div> <div style="text-align: left;"> <ul> <li>Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat.</li> <li>Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.</li> <li>Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.</li> <li>Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat.</li> <li>Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit.</li> <li>Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain.</li> </ul> </div> <div style="text-align: left;"> <b><u>Penyiapan Bibit.</u></b></div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> <b>Bibit dari Biji:</b></div> <div style="text-align: left;"> Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.</div> <div style="text-align: left;"> Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.</div> <div style="text-align: left;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: left;"> <b>Bibit dari Anakan:</b></div> <div style="text-align: left;"> Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik</div> <div style="text-align: left;"> Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah</div> <div style="text-align: left;"> <b><u><br /></u></b></div> <div style="text-align: left;"> <b><u>Teknik Penyemaian Bibit.</u></b></div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> <b>Bibit dari Biji:</b></div> <div style="text-align: left;"> Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastik yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari</div> <div style="text-align: left;"> Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali</div> <div style="text-align: left;"> Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:</div> <div style="text-align: left;"> Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan</div> <div style="text-align: left;"> Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm</div> <div style="text-align: left;"> Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm</div> <div style="text-align: left;"> Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur</div> <div style="text-align: left;"> Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air</div> <div style="text-align: left;"> Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah</div> <div style="text-align: left;"> Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit dipindahkan ke polibag. Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Pemindahan Bibit : Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> <b>6.2. Pengolahan Lahan</b></div> <div style="text-align: left;"> Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.</div> <div style="text-align: left;"> Pembukaan Lahan :</div> <div style="text-align: left;"> Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.</div> <div style="text-align: left;"> Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 6.3. Teknik Penanaman</div> <div style="text-align: left;"> Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg.</div> <div style="text-align: left;"> Cara Penanaman : Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Lain-lain : Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 6.4. Pemeliharaan Tanaman.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur sehingga diperoleh produksi kebin yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak.</div> <div style="text-align: left;"> Penjarangan dan Penyulaman : Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar akar-akar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Penyiangan : Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Pembubunan : Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Perempalan dan Pemangkasan : Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman. Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman. Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Pemupukan : Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang. Umur tanaman :</div> <div style="text-align: left;"> 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.</div> <div style="text-align: left;"> 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.</div> <div style="text-align: left;"> 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.</div> <div style="text-align: left;"> 36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Pengairan dan Penyiraman : Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.</div> <div style="text-align: left;"> Pemeliharaan Lain : Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman tidak roboh.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 7. HAMA DAN PENYAKIT</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 7.1. Hama</div> <div style="text-align: left;"> Kutu wol /putih (Cerataphis sp.) : Hama ini bersembunyi di sela-sela buah.</div> <div style="text-align: left;"> Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..)</div> <div style="text-align: left;"> Kumbang penggerek batang :</div> <div style="text-align: left;"> Menyerang ujung daun yang masih muda (paling muda), kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak di dalam batang tersebut.</div> <div style="text-align: left;"> Pengendalian: dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yang terserang atau dengan cara menyemprot. Dalam hal ini diusahakan insektisida dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek. Memasukkan kawat yang ujungnya lancip ke dalam lubang yang dibuat kumbang hingga mengenai hama.</div> <div style="text-align: left;"> Babi hutan, tupai, tikus dan luwak</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Pengendalian:</div> <div style="text-align: left;"> untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat berduri;</div> <div style="text-align: left;"> untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit, klerat dan lain-lain;</div> <div style="text-align: left;"> untuk memberantas Luwak dan Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yang dimasuki Furadan 3 G. Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut dijahit dan dijadikan umpan.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 7.2. Penyakit</div> <div style="text-align: left;"> Penyakit yang sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih,</div> <div style="text-align: left;"> Gejala: busuknya buah. Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Pengendalian: mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.</div> <div style="text-align: left;"> Noda hitam :</div> <div style="text-align: left;"> Penyebab: cendawan Pestalotia sp.</div> <div style="text-align: left;"> Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada daun salak.</div> <div style="text-align: left;"> Busuk merah (pink) :</div> <div style="text-align: left;"> Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor.</div> <div style="text-align: left;"> Gejala: adanya pembusukan pada buah dan batang.</div> <div style="text-align: left;"> Pengendalian: tanaman yang sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 7.3. Gulma</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak dibangun di bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma yang merajai kebun adalah gulma-gulma yang biasa terdapat di sawah. Karena lahan sawah yang biasa tergenang air dikeringkan dan dibumbun tanahnya maka gulma yang mampu bertahan adalah gulma berdaun sempit dan tumbuh menjalar yang sedikit sekali terdapat di sawah.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Gulma yang berbatang kurus tegak, berdaun panjang yang umumnya di persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma di lahan bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian secara manual dengan dikored atau dicangkul pun sudah memadai. Pemberantasan gulma secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit diberantas hanya dengan cara manual.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak dan manusia. Herbisida yang akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas. Pilihan yang kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida yang dapat memberantas beberapa jenis gulma.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 8. PANEN.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yang baik. Buah salak yang belum masak, bila dipungut akan terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara petik pilih, disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu buah salak yang sudah tua tetapi belum masak.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Ciri dan Umur Panen : Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan beraroma salak.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Cara Panen Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Periode Panen : Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4 musim:</div> <div style="text-align: left;"> Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari</div> <div style="text-align: left;"> Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli</div> <div style="text-align: left;"> Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.</div> <div style="text-align: left;"> Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober. Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut sumber lain panen besar buah salak adalah antara bulan Oktober - Januari.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Prakiraan Produksi : Dalam budidaya tanaman salak, hasil yang dapat dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 9. PASCAPANEN.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan bau busuk dan daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik buah salak masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga buah salak tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan pascapanen.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 9.1. Pengumpulan : Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima buah salak yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan: sortasi, grading dan pengemasan.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 9.2. Penyortiran dan Penggolongan : Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai, ranting dan kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan kerusakan pada buah. Grading/penggolongan bertujuan untuk:</div> <div style="text-align: left;"> mendapat hasil buah yang seragam (ukuran dan kualitas)</div> <div style="text-align: left;"> mempermudah penyusunan dalam wadah/peti/alat kemas</div> <div style="text-align: left;"> mendapatkan harga yang lebih tinggi</div> <div style="text-align: left;"> merangsang minat untuk membeli</div> <div style="text-align: left;"> agar perhitungannya lebih mudah</div> <div style="text-align: left;"> untuk menaksir pendapatan sementara.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Penggolongan ini dapat berdasarkan pada : berat, besar, bentuk, rupa, warna, corak, bebas dari penyakit dan ada tidaknya cacat/luka. Semua itu dimasukkan kedalam kelas dan golongan sendiri-sendiri.</div> <div style="text-align: left;"> Salak mutu AA (betul-betul super, kekuningan, 1kg= 12 buah)</div> <div style="text-align: left;"> Salak mutu AB (tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, dan sehat)</div> <div style="text-align: left;"> Salak mutu C (untuk manisan, 1kg = 25 - 30 buah)</div> <div style="text-align: left;"> Salak mutu BS (busuk atau 1/2 pecah), tidak dijual.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 9.3. Pengemasan dan Pengangkutan.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi buah salak dari kerusakan, mempermudah dalam penyusunan, baik dalam pengangkutan maupun dalam gudang penyimpanan dan untuk mempermudah perhitungan. Ada pengemasan untuk buah segar dan untuk manisan salak. Pengemasan untuk buah segar:</div> <div style="text-align: left;"> 1. alat pengemas harus berlubang.</div> <div style="text-align: left;"> 2. harus kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari luar.</div> <div style="text-align: left;"> 3. dapat diangkut dengan mudah.</div> <div style="text-align: left;"> 4. ukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Pengemasan untuk manisan salak: dikemas dalam kaleng yang ditutup rapat yang telah dipastursasi sehingga semua mikroba seperti jamur, ragi, bakteri dan enzim dapat mati dan tidak akan menimbulkan proses pembusukan. Untuk manisan yang dikeringkan, umumnya dikemas dalam plastik. Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan, penyimpanan dan distribusi buah-buahan. Syarat-syarat pengangkutan untuk buah-buahan:</div> <div style="text-align: left;"> a) Pengangkutan harus dilakukan dengan cepat dan tepat.</div> <div style="text-align: left;"> b) Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi.</div> <div style="text-align: left;"> d) Harapan adanya keuntungan yang cukup dengan menggunakan fasilitas pengangkutan yang memadai.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 10.1 Analisis Usaha Budidaya.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Prakiraan anilisis budidaya salak dengan luas lahan 1 ha selama masa produksi 5 tahun di daerah Jawa Barat tahun 1999.</div> <div style="text-align: left;"> Biaya produksi</div> <div style="text-align: left;"> Bibit</div> <div style="text-align: left;"> Bibit salak 2.000 pohon/ha @ Rp 15.000,- Rp. 30.000.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Pupuk</div> <div style="text-align: left;"> Pupuk kandang 20 ton @ Rp. 150.000,- Rp. 3.000.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Urea tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Urea tahun ke-2, 150 kg Rp. 225.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Urea tahun ke-3, 150 kg Rp. 225.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Urea tahun ke-4, 100 kg Rp. 150.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Urea tahun ke-5, 100 kg Rp. 150.000,-</div> <div style="text-align: left;"> TSP tahun ke-1, 150 kg @ Rp.1.800,- Rp. 270.000,-</div> <div style="text-align: left;"> TSP tahun ke-2, 150 kg Rp. 270.000,-</div> <div style="text-align: left;"> TSP tahun ke-3, 150 kg Rp. 270.000,-</div> <div style="text-align: left;"> TSP tahun ke-4, 100 kg Rp. 180.000,-</div> <div style="text-align: left;"> TSP tahun ke-5, 100 kg Rp. 180.000,-</div> <div style="text-align: left;"> KCl tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 247.500,-</div> <div style="text-align: left;"> KCl tahun ke-2, 150 kg Rp. 247.500,-</div> <div style="text-align: left;"> KCl tahun ke-3, 150 kg Rp. 247.500,-</div> <div style="text-align: left;"> KCl tahun ke-4, 100 kg Rp. 165.000,-</div> <div style="text-align: left;"> KCl tahun ke-5, 100 kg Rp. 165.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Obat dan pestisida : tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 500.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Peralatan Rp. 600.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Tenaga kerja</div> <div style="text-align: left;"> Penanaman Rp. 700.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Pengolahan tanah Rp. 1.400.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Penyulaman Rp. 105.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Penyiangan: tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 315.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Pemangkasan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 210.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Pemberantasan hama/penyakit tahun ke-1 s.d. th ke-5 Rp. 210.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Pemupukan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 420.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Panen dan pascapanen tahun ke-2 Rp. 525.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Panen dan pascapanen tahun ke-3 Rp. 700.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Panen dan pascapanen tahun ke-4 Rp. 700.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Panen dan pascapanen tahun ke-5 Rp. 875.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Jumlah biaya produksi selama 5 tahun Rp. 43.477.500,-</div> <div style="text-align: left;"> Pendapatan</div> <div style="text-align: left;"> Produksi tahun ke-2 rata-rata 1 kg/pohon @ Rp. 4.250,- Rp. 8.500.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Produksi tahun ke-3 rata-rata 1,5 kg/pohon Rp. 12.750.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Produksi tahun ke-4 rata-rata 1,5 kg/pohon Rp. 12.750.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Produksi tahun ke-2 rata-rata 2 kg/pohon Rp. 17.000,000,-</div> <div style="text-align: left;"> Jumlah pendapatan selama 5 tahun Rp. 51.000.000,-</div> <div style="text-align: left;"> Keuntungan</div> <div style="text-align: left;"> Keuntungan dalam 5 tahun Rp. 7.522.500,-</div> <div style="text-align: left;"> Keuntungan rata-rata per tahun Rp. 1.504.500,-</div> <div style="text-align: left;"> Parameter kelayakan usaha : 1. B/C ratio = 1,17</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 10.2. Analisis Agrobisnis.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Sebagai tanaman asli Indonesia salak mempunyai masa depan yang cerah untuk dikembangkan baik untuk memenuhi pasaran lokal ataupun pasaran luar negeri. Di Indonesia produksi buah ini mengalami peningkatan yang tajam dari tahun 1983- 1987. Bila di tahun 1983 produksinya hanya 52.014 ton dan menurun sedikit di tahun 1984 menjadi 46.456 ton, maka tahun-tahun berikutnya produksi buah salak melonjak dengan sangat pesat. Produksi tahun 1987 tiga kali lipat lebih banyak dari produksi tahun 1983. Akan tetapi, produksi pada tahun 1988 dan tahun 1989 mengalami penurunan. Data pada tabel di bawah ini.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 11. STANDAR PRODUKSI.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 11.1. Ruang Lingkup.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan salak.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 11.2. Diskripsi.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Salak adalah buah dari tanamn salak (Salacca adulia Reinw) dalam keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih. Standar mutu salak di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3167-1992.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Jenis mutu salak dalam tiga ukuran, yaitu ukuran besar, sedang dan kecil. Berdasarkan berat, masing-masing digolongkan menjadi dua jenis mutu yaitu Mutu I dan Mutu II, ukuran besar, berat 61 gram atau lebih per buah, ukuran sedang, berat 33 – 60 gram per buah dan ukuran kecil, berat 32 gram atau kurang per buah.</div> <div style="text-align: left;"> Tingkat Ketuaan: mutu I seragam tua, mutu II tidak terlalu matang, cara uji organoleptik</div> <div style="text-align: left;"> Kekerasan: mutu I keras, mutu II keras, cara uji organoleptik</div> <div style="text-align: left;"> Kerusakan Kulit Buah: mutu I kulit buah utuh, mutu II utuh , cara uji Organoleptik</div> <div style="text-align: left;"> Ukuran: mutu I seragam, mutu II seragam, cara uji SP-SMP-310-1981</div> <div style="text-align: left;"> Busuk (bobot/bobot) : mutu I 1%, mutu II 1 %, cara uji SP-SMP-311-1981</div> <div style="text-align: left;"> Kotoran: mutu I bebas, mutu II bebas, cara uji organoleptik</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 11.4. Pengambilan Contoh.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 1) Salak Dalam Kemasan.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat d bawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 2 kg dari bagian atas,tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa.</div> <div style="text-align: left;"> <ul> <li>Jumlah kemasan dalam partai (lot): s/d100, contoh yang diambil 5.</li> <li>Jumlah kemasan dalam partai (lot): 101-300 contoh yang diambil 7.</li> <li>Jumlah kemasan dalam partai (lot): 301-500 contoh yang diambil 9.</li> <li>Jumlah kemasan dalam partai (lot): 501-1000 contoh yang diambil 10.</li> <li>Jumlah kemasan dalam partai (lot) >1000 contoh yang diambil min 15.</li> </ul> </div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> <b><u>2) Salak dalam Curah (in bulk).</u></b></div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Contoh diambil secara acak sesuai dengqan jumlah berat total seperti terlihat di bawah ini. Contoh-contoh tersebut yang diambil bagian atas, tengah, bawah serta berbagai sudut dicampur, kemudian diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa.</div> <div style="text-align: left;"> <ul> <li>Jumlah berat lot (kg): <></li> <li>Jumlah berat lot (kg): 201–500, contoh yang diambil 20.</li> <li>Jumlah berat lot (kg): 501–1000, contoh yang diambil 30.</li> <li>Jumlah berat lot (kg): 1.001–5.000, contoh yang diambil 60.</li> <li>Jumlah berat lot (kg): > 5.000, contoh yang diambil min. 100.</li> </ul> </div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> 11.5. Pengemasan.</div> <div style="text-align: left;"> </div> <div style="text-align: left;"> Salak dikemas dalam besek, keranjang bambu, peti kayu ataupun kemasan lain yang sesuai dengan berat bersih maksimum 40 kg. Daun kering, kertas atau bahan lain dapat dipakai sebagai penyekat. Isi dari kemasan tidak melebihi tutupnya Dibagian luar keranjang/kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain :</div> <div style="text-align: left;"> <ul> <li>Nama barang.</li> <li>Jenis mutu.</li> <li>Nama/kode perusahaan/eksportir.</li> <li>Golongan ukuran.</li> <li>Berat bersih.</li> <li>Produksi Indonesia.</li> <li>Negara/tempat tujuan.</li> <li>Daerah asal.</li> </ul> Semoga Bermanfaat. </div> </div>

CARA BUDIDAYA TANAMAN SALAK

1. SEJARAH SINGKAT. Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daer...

Baca selengkapnya »